Minggu, 29 Juni 2014

Paradigma

u=4253466868,4086746483&fm=0

Memang, selalu ada pilihan ada pilihan dalam hidup. Selalu ada peran yang harus kita jalani. terpaksa atau tidak. Namun, seringkali kita jatuh dalam gudang kepesimisan, keraguan, ketakutan, ketidaksabaran, dan khayalan-khayalan yang tak berguna yang kita ciptakan sendiri.

Kita kerap terbuai alasan-alasan tak masuk akal untuk tak mau melangkah, dan tak mau menata hidup untuk menjadi yang lebih baik.

Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Sadarilah, utamanya bukanlah apa yang terjadi pada diri kita melainkan apa yang kita lakukan pada apa yang terjadi pada diri kita. Jika kita tak mau melakukannya, yang terjadi hanyalah pandangan hidup kita menyempit.

Hidup hanyalah urutan dari peristiwa satu menuju peristiwa yang lain. Menyambung hidup dan menjalani siklus.

What is happening and how something takes the process to happen. “Bahkan kesadaran diri merupakan pintu untuk mengenal di mana sebenarnya kelebihan / kekurangan kita.

Pesan Roh pada Manusia

Apabila roh keluar dari jasadnya, ia akan berkat-kata dan seluruh isi alam yang ada di langit atau bumi akan mendengarkan kecuali jin dan manusia. Apabila mayat dimandikan, lalu roh berkata:

“wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab pada saat ini aku beristirahat daripada seretan malaikat maut”

Selepas itu, mayat berseru:

“wahai orang yang memandikan, janganlah kau menuangkan airmu dalam keadaan panas. Begitu juga jangan menuangnya dengan air yang dingin karena tubuh terbakar apabila terlepasnya roh dari tubuh”

Saat dimandikan:

“demi Allah, wahai orang yang memandikan jangan engkau menggosok aku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh”

Saat telapak kaki mayat diikat dan iapun memanggil dan berpesan supaya jangan diikat terlalu kuat serta mengkafani kepalanya karena ingin melihat wajahnya sendiri, anak-anak, istri atau suami buat terakhir kali karena tak dapat melihat lagi sampai hari kiamat.

Saat di tandu keluar rumah lalu ia berpesan:

“demi Allah swt, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan istriku menjadi janda. Maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim dan janganlah kalian menyakiti mereka. Sesungguhnya aku telah keluar dari rumahku dan aku tak dapat kembali kepada mereka untuk selama-lamanya.”

Setelah mayat diusung, sekali lagi berseru kepada jemaah supaya jangan mempercepatkan mayatnya ke kubur selagi belum mendengar suara anak-anaknya dan saudaranya buat terakhir kali.

Sesudah dibawa dan melangkah sebanyak 3 langkah dari rumah, roh berpesan:

“wahai kekasihku, wahai saudaraku, wahai anak-anakku, jangan kamu diperdaya dunia sebagaimana ia memperdayakan aku dan jangan kamu lalai ketika ini melalaikan aku. Sesungguhnya aku tinggalkan apa yang telah aku kumpulkan untuk warisku dan sedikitpun mereka tidak mau menanggung kesalahanku. Adapun dunia, Allah telah menghisab aku, padahal kamu merasa senang dengan keduniaan. Dan mereka tidak mau mendoakan aku”

04