Senin, 31 Maret 2014

Musim-musim di Jepang

Membahas Jepang itu tak ada habisnya. Entah kenapa aku lebih senang jika menulis sesuatu tentang negara ‘Matahari Terbit’/ negeri ‘sakura’ ini daripada yang lain. Lebih menarik bagiku. Yah, bukan berarti negara yang lain tidak menarik. Kali ini aku akan membahas tentang musim di Jepang.
Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai empat musim.
Jangka waktu antara 4 musim tersebut, kurang lebih sekitar 3 bulan. Jarak yang lumayan singkat.
4 musim itu adalah:
1.     Haru / Spring () : Musim Semi
2.     Natsu / Summer () : Musim Panas
3.     Aki / Autumn () : Musim Gugur
4.     Fuyu / Winter () : Musim Dingin
Setiap  musim  mempunyai  bagian  penting  dalam kehidupan orang Jepang.
1.  Musim Semi  () : Musim Semi dimulai sekitar bulan Maret, April dan bulan Mei. dan orang Musim Semi ditandai dengan munculnya kuncup-kuncup bunga pohon plum (, ume). Dan setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang, bunga Sakura ().
Pada permulaan musim semi udara  masih  terasa  dingin.  Buah  plum,  chery  dan  azalea  blossom  mekar  dengan  indahnya  di seluruh Jepang. Bunga sakura mulai mekar di Okinawa, dimana tempat ini sudah  lebih hangat. Udara di beberapa daerah sudah mencapai 12 hingga 20 derajat C. Kurang lebih dua bulan bunga sakura  berkembang  sampai ke  Hokkaido  Perpindahan  bunga  sakura  yang  berangsur-angsur  ini dikenal dengan nama sakura zensen. Musim hujan (tsuyu / 露) biasanya berlangsung selama 40 hari. Musim hujan adalah musim yang penting untuk orang-orang yang bekerja dibidang pertanian. Pada musim semi terdapat beberapa budaya atau festival Jepang meliputi :
a.     Hinamatsuri (Girl's Festival, hari anak perempuan) pada tanggal 3 Maret.
Hinamatsuri
Pada  pertengahan  jaman  Edo  (1603-1867),  orang-orang  membuat  boneka boneka, kemudian  ditata  dengan  menggunakan  alas  dari  karpet  berwarna merah,  dengan  beberapa tahapan.  Boneka  tersebut  berjumlah  50  buah  dengan mengenakan  pakaian  tradisional,  yaitu Kaisar dan Permaisuri yang disimpan pada tahapan paling atas dengan dilatarbelakangi sketsel dari  kertas  mas.  Kemudian  pada  tahapan  kedua  berjejer  3(tiga)  orang  wanita  penunggu.  Pada tahapan ketiga  berjejer   lima  orang  pemain  musik,  lalu  2  (dua)  orang  pengacara  dan  3  (tiga) orang pengawal. Selain itu dihiasi juga dengan 2 (dua) lentera bon odori, pohon sakura mini dan pohon jeruk dan pohon jeruk kemudian peralatanyang disebut Hishimochi, shirozake dan hina arare. Pada tahap terakhir ada peralatan rumah tangga, roda serta perangkat mas kawin.
b.     Tanggal  3  Maret  juga  disebut  Mimi  no  hi,  artinya  hari  untuk  memikirkan kesehatan telinga. Disebut  Mimi  no hi  karena  angka  tiga bentuknya seperti telinga atau mimi, dan angka tiga pun dibaca mi. Bulan Maret merupakan bulan berakhirnya sekolah dan tutup tahun anggaran.
c.     Pada tanggal 21 Maret disebut Shunbun no hi yaitu hari dimana siang dan malam sama panjangnya. Pada  bulan  April  udara  sudah  semakin  hangat,  walaupun  di  daerah  Hokkaido  dan  Tohoku  masih  ada  sisa-sisa  salju.  Di  daerah  utara  yaitu  daerah  Kanto,  bunga  sakura  sudah  mulai berkembang.
d.      Pada tanggal 1 April di seluruh Jepang adalah hari untuk mulai lagi beraktifitas. Para pelajar memasuki tahun ajaran baru, dan para karyawan mulai bekerja  pada  tahun anggaran baru.

e.     Pada tanggal 29 April disebut Midori no hi dan pada hari tersebut merupakan libur nasional.
f.     Hanami, menyambut mekarnya bunga sakura. Pada  bulan  April  ada  yang  disebut  o  hanami. 
O-hanami  adalah  tradisi  musim  semi  untuk melihat  bunga  sakura.  Bunga  sakura  mulai  berkembang  dari  daerah  yang  hangat  yaitu  dari Okinawa, kemudian Kyushu, Shikoku dan Honshu. Sedangkan di Hokkaido mulai berkembang pada awal bulan Mei. Apabila bunga sakura berkembang orang-orang membawa o-bento, dan osake  tempat  sakura  berkembang.  Di  bawah  pohon  sakura  banyak  orang-orang  yang  makan, minum,  jalan-jalan,  menari-nari  dan  bernyanyi  bersuka  ria.  Kurang lebih  satu  minggu  bunga sakura berkembang. 
Secara umum, bunga sakura akan mulai bermekaran secara bertahap. Mekarnya bunga dimulai dari daerah selatan yang berudara lebih hangat, yaitu di pulau Okinawa. Selanjutnya, mekarnya bunga sakura akan merambat ke bagian utara yang berakhir di Hokkaido.
Lokasi perayaan Hanami :
Oleh karena hanami hanya satu kali setahun diselenggarakan, rasanya memang sayang untuk dilewatkan. Lalu, tempat mana saja yang biasa digunakan untuk merayakan hanami?
Jawabnya adalah Osaka Castle. Osaka Castle terletak di kota Osaka. Tempat ini termasuk salah satu tempat favorit untuk ber-hanami. Puri ini dikelilingi taman yang penuh dengan pohon cherry, plum, dan sakura yang berbunga indah saat musim semi.
Tak hanya di Osaka, tempat lain yang bisa digunakan untuk melihat bunga sakura beramai-ramai adalah sebagai berikut :
Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Inogashira (kota Musashino), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku). 
Prefektur Gifu: Kamagatani (kota Ikeda), Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara).
Prefektur Hyogo: Taman Akashi (kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya), Taman Istana Himeji (kota Himeji).
Prefektur Nara: Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama), Taman Nara (kota Nara).
g. Kenpo Kinenbi (Hari memperingati UUD). Pada bulan Mei udara terasa segar, dan bulan ini disebut  Satsukibare  yang artinya hari yang cerah pada bulan Mei. Pada bulan ini yang merupakan libur nasional yaitu pada  tanggal 3 Mei
2. Musim Panas () : Musim Panas ditandai dengan pohon-pohon hijau dan nyanyian ribut serangga yang bernama ‘Semi’. Musim  panas  terjadi  pada  bulan  Juni,  Juli  dan  bulan  Agustus.  Namun  untuk  daerah Hokkaido masih hangat suhunya antara 18 hingga 22 derajat Celcius. Pada pertengahan bulan Juli, matahari musim panas mulai turun, temperatur naik sampai 30 derajat. Lamanya musim panas berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lain : Di Kyushu kirakira dua bulan, Tokyo  kira-kira    45 hari, Kyoto 68 hari . Temperatur musim panas yang sangat tinggi di Jepang membuat ketidaknyamanan hidup dari hari ke hari. Akibatnya orang-orang pergi ke  tempat-tempat  yang  lebih  dingin,  seperti  Hokkaido  dan  dataran  tinggi  lainnya  untuk menghindari panas.
Musim panas merupakan musim libur terpanjang sepanjang tahun. Musim hujan pada bulan Juni disebut tsuyu (梅雨), karena bulan Juni merupakan bulan yang sangat tinggi curah hujannya.
Pada tanggal 24 Juni disebut  Geshi  yaitu dimana siang hari lebih panjang dari pada malam hari.  Pada  bulan  ini  para  karyawan  dan  pegawai  pemerintah  mendapat   bonus  tengah  tahun. Pemberian bonus kepada karyawan dan pegawai pemerintah berlangsung 2 pekan. Pada  Musim  panas  mulai  terasa  panas.,  sehingga  pakaian  seragam  para  karyawan  diganti dengan pakaian musim panas. Begitu juga anak-anak sekolah mulai melepaskan jas seragamnya dan  hanya  memakai  kemeja  putih  Pada  bulan  ini  para  karyawan  dan  pegawai  pemerintah mendapat bonus tengah tahun sebesar 5 kali gajih bulanan. Biasanya dalam satu tahun diberikan bonus 2 kali.
Sekolah di Jepang memberi libur Musim Panas sekitar sebulan. Salah satu aktivitas yang disukai kaum muda Jepang di Musim Panas adalah bermain ke pantai dan ke laut. Meski di tiap musim juga diadakan festival, Musim Panas adalah musim dengan jumlah festival terbanyak dan tersemarak.
Salah satunya adalah festival Obon.
Bulan  Agustus  disebut  juga  bulan  Obon.  Obon  adalah  bulan  perayaan  bagi  umat  Budha setiap tanggal 13 ~ 15 Agustus.
Festival Bon adalah  sebuah event Budhis yang diadakan pada tanggal 13-15 Juli atau dalam bulan  Agustus  (tergantung  daerah).  Festival  ini  dipersembahkan  bagi  arwah  para  leluhur.
Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り, tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas / matsuri yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempo. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar malam untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
Dipercaya bahwa pada hari-hari ini arwah mereka akan pulang ke rumah. Untuk itu mereka akan memasang penerangan dan api selamat datang di pintu depan rumah untuk mengarahkan arwaharwah tersebut ke rumah, memasang lentera di dalam, membersihkan altar rumah, menyediakan sajian  dan  berdoa  bagi  ketenangan  arwah  para  leluhur.
Pada akhir Festival, sekali lagi orang-orang akan  memasang penerangan di pintu  depan rumah sebagai  pengantar  arwah  leluhur  keluar  dari  rumah  dan  mengapungkan  sesajen  di  sungai  atau laut untuk menemani mereka pulang ke alam sana.
Acara Obon di berbagai daerah :
a.     Prefektur Iwate
Funekko Nagashi (Morioka dan kota Tōno)
b.     Prefektur Akita
3 Bon Dori terbesar : Kemanai Bon Dori di kota Kazuno (21-23 Agustus), Hitoichi Bon Dori di kota Hachirōgata (18-20 Agustus), Nishimonai Bon Dori di kota Ugō (16-18 Agustus)
c.      Prefektur Fukushima
Bon Dori yang di laksanakan di kota Miharu mempunyai panggung (Yagura) untuk penyanyi dan pemusik yang unik.
Daerah Kanto :
a.     Prefektur Tochigi
Hyakuhatō Nagashi di kota Tochigi
b.     Tokyo
Tsukuda no Bon Dori
Daerah Tokai :
a.     Prefektur Gifu. Gujō Odori di kota Gujō.
Daerah Kansai :
a.     Prefektur Kyoto (Gozan no Oku Prefektur Nara di kota Kyoko).
b.     Prefektur Nara. Nara Daimonji Okuribi di kota Nara.
Daerah Chugoku :
a.     Prefektur Hiroshima.
Lampion Bontōrō di daerah Aki.
Daerah Shikoku:
a.     Prefektur Tokushima
Awa Odori di kota Tokushima.
Daerah Kyushu :
a.     Prefektur Nagasaki
Chankoko Odori di kota Gotō. Shōrōnagashi di beberapa tempat. Kembang api yang dinyalakan sejak siang hari di makam.
b.     Prefektur Okinawa
Eisa di berbagai tempat
Angama di kota Ishigaki.
3.  Musim Gugur ()
Ditandai dengan mulai rontoknya dedaunan di pohon-pohon, dan berakhirnya hari panas dan lembab. Berawal sekitar bulan September. Musim ini terkenal dengan daun yang berubah warna jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji (紅葉). Para binatang liar seperti beruang, mengumpulkan persediaan makanan untuk ditimbun selama mereka tidur jangka lama di Musim Dingin.
Setelah  masa  liburan  panjang  berakhir,  maka  kini  anak-anak  sekolah  mulai  memasuki semester genap. Pada saat-saat  ini  biasanya aktifitas yang dilakukan paling popular yaitu pekan olah  raga  atau  festival  kampus.  Pekan  olah  raga  atau  Undokai  tidak  merupakan  kegiatan  olah raga sesungguhnya, akan tetapi hanya merupakan kegiatan olah raga ringan yang dilakukan di lingkungan  sekolah  masingh-masing.  Tarik  tambang,  lomba  lari,  dan  lain-lain  merupakan kegiatan  yang  paling  sering  ditampilkan.  Bukan  lingkungan  sekolah  saja  yang  menyaksikan, akan  tetapi  para  orang  tua  muridpun  diundang  ikut  memeriahkannya.  Disepanjang  lapangan dipasang  tenda  yang  diberi hiasan-hiasan sederhana, dan para undangan menggelar alas duduk dengan masing-masing membawa makanan serta minuman.
Bulan September merupakan bulan yang paling banyak angin topannya. Pada bulan itu banyak  pohon  tumbang,  dan  banjir. 
Hingga  pertengahan  September,  pengaruh  tekanan  udara  yang  tinggi  dari  Pasifik  sisa musim panas terasa luar biasa. Namun setelah masa itu berlalu barulah pada pagi hari berikutnya suhu  terasa  turun,  dan  suasana  musim  gugur  yang  sebenarnya  makin  terasa.  Serangga  mulai keluar berbunyi bersahut-sahutan.

Bulan  purnama  pada  bulan  September  merupakan  bulan  purnama  yang  paling  indah sepanjang  tahun.  Orang  Jepang  menamakannya  sebagai  bulan  yang  paling  indah  pada pertengahan musim gugur atau Chushu no Meigetsu. Pada malam bulan purnama tersebut orang Jepang  merayakan  pesta  melihat  bulan  atau  O-Tsukimi.  Namun  kini  sudah  jarang  dilakukan terutama di  kota-kota besar yang karena sudah padat oleh gedung-gedung tinggi, hingga bulan purnamanya sudah tidak mudah dinikmati.
Beberapa di antaranya terdapat hari khusus Jepang pada musim gugur :
a.     Hari libur nasional pada bulan September yakni tanggal 15 dan 23. Tanggal 15 September adalah  hari  untuk  berterimakasih  pada  orang  yang  sudah  tua  atau  Keiro  Nohi.  Keiro  Nohi dimasukkan  ke  dalam  kalender  sebagai  hari  libur  nasional  sejak  tahun 1966  mengingat  makin banyaknya orang-orang  yang  berusia  lanjutPada  hari  tersebut  orang-orang  pergi  berkunjung  kepada  orang  tua,  kakek,  nenek  atau pada  orang-orang  yang  dianggap  sudah  tua  sebagai  rasa  hormat  pada  mereka.
b.     Tanggal  23 September  diperingati  sebagai  Shumbun  Nohi.  Pada  hari  ini  biasanya  dilakukan  acara mengunjungi makam orang tua atau O-Hakamairi. Memasuki bulan Oktober daun pepohonan didaerah utara sudah mulai berwarna merah, dan  didaereh  selatanpun  mulai  berubah  warna  secara  berangsur-angsur.  Dan  suasana  sudah menunjukan  mulainya  terasa  dingin  musim  gugur.  Bulan  Oktober  adalah  bulan  yang  penuh dengan perayaan-perayaan.
c.      Dimulai pada tanggal 1 Oktober sebagai hari ganti pakaian. Koromogae, yakni mengganti pakaian kerja atau seragam sekolah dari pakaian musim panas ke pakaian musim dingin.  Bulan Oktober  juga  merupakan   musim  pernikahan.  Menurut  kepercayaan  Shinto,  minggu  terbaik untuk  melangsungkan  pernikahan  yakni  pada  minggu  Taian  menurut  kalender  Shinto.  Bagi orang-orang Jepang upacara pernikahan biasanya dilakukan di hotel, gedung pertemuan, kuil atau gereja.  Prosentase  yang  melakukan  upacara  pernikahan  ritual  dengan  cara  Shinto  menduduki tempat tertinggi yaitu 65%. Upacara ritual dengan cara Budha 5-6% dan Kristen 25%.
Namun cara-cara pernikahan tidak dikaitkan dengan agama. Resepsi pernikahan sekarang lebih  memperlihatkan  gengsi,  penuh  dengan  dekorasi,  bunga  serta  musik  dan  kemewahan lainnya. Baik pengantin wanita maupun pria berganti pakaian satu sampai dua kali yang disebut O-Ironaoshi.  Pakaian  tidak  memakai  baju-baju  tradisonal,  tetapi  lebih  menekankan  pada kemoderenan. Biaya rata-rata untuk suatu perkawinan dari mulai tukar cincin sampai bulan madu mencapai 7.562.000 yen.
Pada bulan Oktober cuaca paling menyenangkan, tidak dingin dan juga tida hujan. Udara cerah  musim  gugur  (Akibare)  yang  segar  berlangsung  pada  bulan  ini.  Biasanya  keluargakeluarga Jepang pergi ke kebun buah-buahan (Kajuen) untuk memetik buah apel (Ringgogari), memetik  buah  pir  (Momogari),  memetik  jeruk  (Mikangari),  dan  sebagainya  sambil  makanmakan. Anak-anak TK atau SD pergi ke kebun merabut ubi jalar (Imogari) atau mengambil buah berangan (Kuri Hiroe). Memasuki bulan November mulai terasa dingin. Di daerah-daerah seluruh Jepang mulai tampak daun-daun berwarna merah dan kuning. Pada saat ini terlihat pemandangan sangat indah. Pepohonan berwarna-warni, pohon favorit yang paling indah untuk dilihat yakni Momiji.
d.     Hari libur nasional jatuh pada 3 November dan 23 November. Tanggal November adalah Hari Penghargaan Budaya atau Bunka Nohi, penghargaan diberikan kepada mereka yang berjasa dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan berupa bintang jasa kebudayaan dalam suatu upacara di istana  Kaisar.  Pada  hari  ini  diselenggarakan  pameran  seni,  pagelaran  musik  serta  budaya  dan festival  seni  di  kampus-kampus.  Sedangkan  pada  tanggal  23  November  merupakan  Hari Terimakasih Kepada Karyawan atau Rodokansha Nohi.
Di berbagai daerah anak-anak perempuan usia 7 tahun, anak laki-laki berusia 5 tahun serta anak anak wanita 3 tahun (dibeberapa daerah juga anak laki-laki) dibawa oleh orang tuanya mengunjungi  kuil-kuil  dengan  berpakaian  adat,  untuk  mengucapkan  terima  kasih  dan  berdoa bagi kebahagiaan serta kesehatan di dalam masa pertumbuhannya, anak usia 5 tahun dikenakan Hakama  (rok  seperti  celana)  yang  dipakai  wanita  dewasa,  serta  anak  7  tahun  mengenakan Kimono lengkap dengan Obi (ikat pinggang untuk Kimono). Perayaan ini disebut Shichigosan. Pada  bulan  ini  banyak  dijual  Chitose  Ame  (permen  1000  tahun)  di  toko-toko  sebagai ungkapan  sukur  atas  tumbuhnya  anak-anak  serta  harapan  agar  panjang  umur.  Warna  permen putih  dan  merah  bentuknya  panjang  dan  dibungkus  dengan  lukisan  yang  melambangkan kebahagiaan dan panjang umur, anak-anak dibawa oleh orang tua ke restoran atau makan-makan di rumah.
4. Musim Dingin ()

Ditandai dengan turunnya butir2 salju pertama di awal Desember. Di jaman dulu, Musim Dingin ini adalah musim yang paling berat, dan mungkin paling banyak menelan korban jiwa karena ganasnya cobaan alam dengan hawa dingin dan badai salju. Di beberapa daerah seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa mencapai minus 20 derajat Celcius. Di musim dingin, orang2 Jepang banyak yang maen ski dan snowboard, juga es skating. Juga Onsen (hot spring, mandi kum2 air panas), terasa paling nyaman di musim ini, apalagi kum2 di luar waktu salju turun, bener2 terasa di surga.
Sekian sekilas tentang 4 musim di Jepang, yang bagi kita orang Indonesia terasa unik. Jadi untuk bisa menikmati Jepang, kita harus mengunjungi tempat yang sama 4 kali dalam setahun nee... :)

Sekian tulisanku, kalau ada tambahan, tambahin saja sendiri....
Arigatoo...  
Mata aimashou


Sabtu, 29 Maret 2014

Ikebana di Jepang

Pengertian Ikebana
Ikébana (生花)kata Ikebana berasal dari 'ike' yang bermakna hidup atau tumbuh dan kata 'hana' atau 'bana' yang berarti bunga. Istilah populer dari Ikebana sendiri adalah 'seni merangkai bunga'.





Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.


Pada umumnya, bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Ikebana Jepang berbeda dengan seni merangkai bunga dari barat yang bersifat dekoratif. setiap Ikebana mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Bentuk-bentuk Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi dan manusia.

Gaya Rangkaian dalam Ikebana
Ada 3 gaya dalam Ikebana, yaitu : rikka, shoka dan jiyuka
Rikka (Standing Flower)adalah ikebana gaya tradisional yang banyak dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan keindahan landscape tanaman. Gaya ini berkembang sekitar awal abad 16. Ada 7 keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu : shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki.
Shoka adalah rangkaian ikebana yang tidak terlalu formal tapi masih tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli tumbuhan. Ada 3 unsur utama dalam gaya Shoka yaitu : shin, soe, dan tai. Gaya ini lebih berkembang karena adanya pengaruh Eropa Nageire arti bebasnya “dimasukan” (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hampir bebas) dan Moribana rangkaian menggunakan wadah rendah dan mulut lebar). Lalu pada tahun 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai, yang lebih modern, terdiri dari 2 unsur utama yaitu shu dan yo, dan unsur pelengkapnya, ashirai.
Jiyuka adalah rangkaian Ikebana bersifat bebas dimana rangkaiannya berdasarkan kreativitas serta imaginasi. Gaya ini berkembang setelah perang dunia ke-2. Dalam rangkaian ini kita dapat mempergunakan kawat,logam dan batu secara menonjol.
Asal-usul Ikebana
Asal-usul Ikebana (いけばな) berawal dari tradisi mempersembahkan bunga di kuil Budha di Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di abad ke-6.
Di zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman/ tumbuhan dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat "keanehan" yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya pada musim dingin.
Sejarah seni merangkai bunga
Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji, Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Paa biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar () di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru Ikebana yang dimulainya disebut sebagai aliran Ikenobō.

Ikebana aliran Ikebono

Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (lemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gayaTachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu.
Di pertengahan zaman Edo hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement.
Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Tokoh Ikebana
Jepang : Kariyazaki Shogo di Jepang
Inggris : Okada Mokichi

Cukup segini pengetahuanku mengenai Ikebana, jika ada tambahan silahkan dijabarkan sendiri dan maaf jika ada kesalahan.
Ting Tong .......